Selasa, 18 Januari 2011

Tugas Bab 1 gayus narwastu

1.Pengertian manajemen strategi
a.Manajemen strategi adalah serangkaian keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan
yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana-
rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran perusahaan.
b.Manajemen strategis adalah seni dan ilmu penyusunan, penerapan, dan
pengevaluasian keputusan-keputusan lintas fungsional yang dapat memungkinkan suatu perusahaan mencapat sasarannya. Manajemen strategis adalah proses penetapan tujuan organisasi, pengembangan kebijakan dan perencanaan untuk mencapai sasaran tersebut, serta mengalokasikan sumber daya untuk menerapkan kebijakan dan merencanakan pencapaian tujuan organisasi. Manajemen strategis mengkombinasikan aktivitas-aktivitas dari berbagai bagian fungsional suatu bisnis untuk mencapai tujuan organisasi (Wikipedia).
Empat atribut kunci manajemen strategik:
1.mengarahkan organisasi menuju tujuan dan sasaran menyeluruh
2.melibatkan berbagai pihak dalam pengambilan keputusan
3.adanya kebutuhan untuk menggabungkan perspektif jangka pendek dan jangka panjang
4.mengenali “trade-off” antara efesiensi dan efektifitas
2. •Berpikir stratejik sangat penting dan berguna dalam pengambilan keputusan untuk
mengatasi masalah-masalah yang muncul dalam suatu perusahaan.
•Beberapa tahap dalam proses berpikir stratejik, yaitu :
a. Indentifikasi Masalah (Problem Identification)
Pada tahapan awal ini, kita diharapkan dapat untuk mengindentifikasi masalah-
masalah dengan cara melihat gejala-gejala yang ada.
b. Pengelompokan Masalah (Problem Classification)
Pada tahap ini, kita diharapkan bisa mengelompokkan masalah-masalah sesuai
dengan sifatnya agar kemudahan pemecahannya.
c. Proses Abstraksi (Abstraction Process)
Pada tahap ini, kita diharapkan mampu menganalisis masalah-masalah dengan
mencari faktor-faktor penyebabnya. Oleh karena itu, kemudian kita dituntut lebih
teliti untuk dapat menyusun metode pemecahannya.
d. Penentuan Metode (Method Determination)
Pada tahap ini, kita diharapkan mampu menentukan metode yang paling tepat
untuk penyelesaian masalah.
e. Perencanaan Implementasi (Implementation Planning)
Pada tahap yang paling akhir ini, kita dituntut untuk bisa menerapkan metode yang telah ditetapkan
Para manajer bergantung kepada keterampilan berkomunikasi mereka dalam memperoleh informasi yang diperlukan dalam proses perumusan keputusan, demikian pula untuk mensosialisasikan hasil keputusan tersebut kepada pihak-pihak lain. Riset membuktikan bahwa manajer menghabiskan waktu sebanyak 80 persen dari total waktu kerjanya untuk interaksi verbal dengan orang lain.
Keterampilan memproses informasi yang dituntut dari seorang manajer termasuk kemampuan untuk mengirim dan menerima informasi ketika bertindak sebagai monitor, juru bicara (speakesperson), maupun penyusun strategi. Sudah menjadi tuntutan alam dalam posisi dan kewajiban sebagai manajer untuk selalu dihadapkan pada konflik. Salah satu titik penting dari tugas seorang manajer dalam melaksanakan komunikasi yang efektif di dalam organisasi bisnis yang ditanganinya adalah memastikan bahwa arti yang dimaksud dalam instruksi yang diberikan akan sama dengan arti yang diterima oleh penerima instruksi demikian pula sebaliknya (the intended meaning of the same). Hal ini harus menjadi tujuan seorang manajer dalam semua komunikasi yang dilakukannya.
• 3. Project Stakeholders
– Project sponsor
– Executives
– Team
– Customers
– Contractors
– Functional managers
• Pada dasarnya setiap stakeholder memiliki kebutuhan yang berbedah, kecuali dalam hal pelayanan, di mana semua stakeholder memiliki kebutuhan yang sama, yaitu mengharapkan mereka dilayani secara jujur, terbuka, penuh tanggung jawab, wajar, berkualitas, dan adil.
• Para pengelola bisnis seharusnya bersikap profesional untuk memberikan yang terbaik buat kepentingan para stakeholder.
• Seorang pendiri bisnis pasti bermaksud untuk mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin buat dirinya. Keuntungan yang maksimal ini sangat tergantung dari loyalitas stakeholder kepada perusahaan. Khususnya, pelanggan, pemasok, dan karyawan.
• Keberadaan stakeholder merupakan bagian dari mata rantai bisnis yang hadir dengan beragam misi, target, dan kepentingan. Dan untuk melayani semua kepentingan yang berbeda tersebut, para pengelola bisnis wajib menjalankan praktik bisnis berdasarkan etika bisnis yang berintegritas.
4. Rank Company Revenues
1 Exxon Mobil 2 Wal-Mart Stores 3 Chevron 4 ConocoPhillips 5 General Electric 6 General Motors 7 Ford Motor 8 AT&T 9 Hewlett-Packard 10 Valero Energy



10 besar perusahaan paling dikagumi didunia adalah sebagai berikut.
1. General Electric
2. Starbucks
3. Toyota Motor
4. Berkshire Hathaway
5. Southwest Airlines
6. FedEx
7. Apple
8. Google
9. Johnson & Johnson
10. Procter & Gamble
Sebagaimana yang terlihat, yang menjadi jawara 1 adalah perusahaan General Electric. Perusahaan yang didirikan oleh Thomas Alva Edison lebih dari seratus tahun silam ini merupakan perusahaan yang memproduksi aneka jenis produk, mulai dari mesin turbin, peralatan kesehatan hingga bohlam lampu. General Electric atau sering dikenal sebagai GE menjadi amat terkenal ketika berada dibawah kepemimpinan sang legenda, Jack Welch pada periode 1982 hingga 2002. Dibawah komando Jack Welch, GE tidak hanya menjelma menjadi perusahaan yang amat mencorong kinerja bisnisnya, namun juga dikenal sebagai ”Sekolah Manajer Terbaik Didunia”. Tak heran jika jebolan GE banyak dibajak untuk menjadi CEO di berbagai perusahaan multinasional dunia. Dengan segala prestasi yang dimilikinya, menjadi wajar jika GE kemudian dianggap sebagai perusahaan yang pantas dikagumi oleh para praktisi bisnis diseluruh jagat semesta.
Yang cukup mengejutkan adalah munculnya nama Starbucks pada urutan kedua. Invasi kedai kopi dari Seattle, USA ini tampaknya memang kian mengglobal dan belum menujukkan tanda-tanda keletihan untuk memberhentikan laju ekspansinya. Dari daftar di tabel tersebut, juga muncul nama-nama perusahaan yang memang selama ini telah dikenal sebagai perusahaan dengan reputasi yang kinclong, semacam Google, Apple dan Procter & Gamble serta Berkshire Hathaway (ini adalah perusahaan investasi milik Warren Buffet, orang terkaya nomer dua didunia).
Namun menariknya, ditengah dominasi perusahaan-perusahaan dari negri Paman Sam, tersembul satu perusahaan dari negeri matahari, yakni Toyota Motor. Dalam jagat industri otomotif global, nama Toyota memang kian ditakuti; terutama setelah tahun lalu berhasil menjadi produsen otomotif nomer dua terbesar didunia, dibawah General Motor (yang memproduksi Chevrolet Captiva dan Chevrolet Zafira). Pangsa pasarnya di Amerika Serikat makin menanjak, sementara profitnya jauh melampaui produsen otomotif lainnya seperti Mercedes Benz, BMW, Ford ataupun Peugeot. Dalam beragam survei kualitas produk Toyota selalu berada diperingkat pertama. Sebab itulah, layak jika Toyota berada pada papan atas perusahaan yang paling dikagumi didunia.
Jika ditelisik lebih jauh, setidaknya ada dua faktor kunci yang membuat perusahaan-perusahaan itu layak menyandang predikat sebagai most admired companies. Yang pertama, dan paling utama, adalah produk atau jasa yang mereka tawarkan benar-benar memiliki kualitas prima. Dengan produk atau jasa yang ciamik inilah, mereka kemudian mampu merengkuh para pelanggan yang loyal, dan ujung-ujungnya mampu merajut kinerja keuangan yang menawan.
Faktor yang kedua adalah bahwa dibalik prestasi most admired companies ini, berdiri kokoh tim manajemen yang kuat dan kompeten. Inilah barisan eksekutif dan manajer kunci yang memberikan visi dan sekaligus mempersembahkan kerja keras, inovasi tiada henti, serta kegigihan untuk mewujudkan visi itu menjadi kenyataan. Tentu saja, perwujudan visi ini harus dirajut melalui spirit kebersamaan yang kental diantara seluruh karyawan, mulai dari level paling atas hingga level frontline. Sebab, tanpa semangat untuk saling bekerjasama dalam jalinan erat kebersamaan, maka pencapaian target perusahaan niscaya akan berjalan tertatih-tatih, dan acap harus berujung pada kegagalan. Sebaliknya, dengan etos dan spirit kebersamaan (togetherness), para pengelola perusahaan akan mampu membangun sinergi yang cantik menuju puncak kejayaan.
5. Enron dan Sisi Gelap Kapitalisme (SKANDAL ENRON & ARTHUR ANDERSEN)
Sejarah, kata Francis Fukuyama, telah berakhir dengan kemenangan demokrasi dan pasar bebas. Kenapa demokrasi Amerika tak bisa mengakhiri sejarah ketamakan manusia akan uang serta kekuasaan?
Enron Corp. adalah “pencakar langit” dalam dunia bisnis Amerika, sama seperti Gedung World Trade Center yang menjulang tinggi di kota New York. Mirip Tragedi WTC, tapi minus darah dan kematian, Enron menguap jadi debu saat perusahaan itu menyatakan diri bangkrut pada 2 Desember lalu, -kebangkrutan terbesar dalam sejarah bisnis Amerika sepanjang masa.
Kali ini, tak ada Usamah bin Ladin atau Al Qaidah yang bisa menjadi kambing hitam. Publik Amerika dipaksa untuk menuding cacat dalam sistemnya sendiri-sistem ekonomi maupun politiknya-sebagai “teroris” yang merontokkan Enron secara mengejutkan itu.
Mengejutkan dan mencengangkan. Belum lama berselang, perusahaan raksasa energi itu masih bertengger di peringkat ke-7 dalam “Fortune 500″-daftar perusahaan terkaya dunia versi Majalah Fortune. Omsetnya bisnisnya pada tahun 2000 lalu tercatat sekitar US$ 100 milyar, kurang-lebih sama dengan total pendapatan kotor negeri sebesar Indonesia pada tahun yang sama.
Enron dipandang sukses menyulap diri dari sekadar perusahaan pipanisasi gas alam di Negara Bagian Texas pada 1985 menjadi raksasa global dalam beberapa tahun terakhir. Dia membeli perusahaan air minum di Inggris dan membangun pembangkit listrik swasta di India. Konsep bisnisnya yang visioner dan futuristik membuat dia menjadi anak emas di lantai bursa Wall Street. Harga sahamnya terus meroket.
Akhir 1999, Enron meluncurkan EnronOnline yang dianggap akan mengubah wajah bisnis energi masa depan. Memanfaatkan Internet, divisi e-commerce itu membeli gas, air minum dan tenaga listrik dari produsen dan menjualnya kepada pelanggan atau distributor besar. Enron bahkan memperluas wilayah: membangun jaringan telekomunikasi berkecepatan tinggi serta bertekad menjual bandwidth jaringan itu seperti dia menjual gas dan listrik. Setelah itu mungkin dia akan jual-beli online untuk kertas daur ulang pabrik miliknya.
Tak lama setelah dia memasuki bisnis jasa video-on-demand-menjual tayangan video kepada pelanggan via sambungan internet kecepatan tinggi–harga saham Enron mencapai puncaknya, US$ 90 per lembar, pada Agustus 2000. Meski kemudian merosot bersama jatuhnya saham-saham teknologi dan internet lain, pertengahan tahun lalu nilai pasar Enron (jumlah lembar saham dikalikan harganya) masih berkisar US$ 60 milyar, atau dua kali lipat anggaran belanja Indonesia.
Miliaran dolar menguap hampir seketika. Pada Oktober 2001 Enron menjatuhkan bom di Wall Street dengan melaporkan kerugian ratusan juta dolar pada kwartal itu. Sangat mengejutkan karena Enron hampir selalu membawa berita gembira ke lantai bursa dengan selama empat tahun berturut-turut melaporkan keuntungan. Kabar buruk itu membanting harga saham Enron dari sekitar US$ 30 menjadi US$ 10 per lembar, hanya dalam hitungan hari.
Securities Exchange Commission (SEC), badan pengawas pasar modal, membaui ada yang tidak beres dan mulai menggelar penyidikan. Dalam kondisi terdesak, Enron menjatuhkan bom lebih dahsyat lagi ke lantai bursa ketika pada 8 November mengakui bahwa keuntungannya selama ini adalah fiksi belaka. Enron merevisi laporan keuangan lima tahun terakhir dan membukukan kerugian US$ 586 juta serta tambahan catatan utang sebesar US$ 2,5 miliar.
Harga saham Enron makin berkeping. Namun, pada akhir November, Enron sedikit bisa bernafas lega ketika Dynegy Inc, pesaingnya yang jauh lebih kecil, berniat membeli sahamnya dalam sebuah kesepakatan merger. Harapan itu tak berumur lama. Spiral kematian terus berlanjut. Dynegy mundur setelah Enron makin kehilangan kepercayaan investor dan rating kreditnya jatuh ke titik terendah-berstatus “junk-bond”.
Dalam sebuah hari yang paling “berdarah”, ketika tak kurang seperempat milyar lembar sahamnya dipertukarkan di lantai bursa, harga Enron meluncur ke dasar jurang. Hanya puluhan sen nilainya. Beberapa hari kemudian Enron menyerah: mengajukan petisi bangkrut.
Seperti timbunan besi dan beton bekas bangunan WTC di Manhattan, Enron adalah puing berdebu sekarang. Tapi, cerita tak berakhir di situ.
Lebih Dahsyat dari Bre-X
Punahnya Enron meninggalkan kerugian milyaran dolar bagi investor. Sertifikat saham mereka tak lagi punya nilai-mungkin hanya layak dipajang dalam pigura untuk mengenang salah satu skandal keuangan terbesar di awal abad ini. Skandal Enron lebih dahsyat dari Skandal Saham Bre-X di Bursa Kanada beberapa tahun lalu. Saham Bre-X meroket hanya untuk terjun bebas setelah perusahaan itu mengaku bahwa tambang emasnya di Busang, Kalimantan, terbukti palsu.
Kolapsnya Enron juga mengguncang neraca keuangan para kreditornya yang harus gigit jari meski telah mengucurkan milyaran dolar-JP Morgan Chase dan Citigroup adalah dua kreditor terbesarnya.
Hujan tangis mewarnai dengar pendapat dalam sebuah komite kongres awal Januari ini ketika para karyawan Enron dan investor kecil-kecilan mengisahkan bagaimana simpanan hari tua mereka musnah hampir seketika. Sebagian besar dana pensiun dan tabungan 20.000 karyawan Enron terikat dalam saham yang kini tiada nilai.
Beberapa pekan sebelum bangkrut, Enron juga memecat sekitar 5.000 karyawannya, dari teknisi komputer di Texas hingga pendaur-ulang kertas di New Jersey, menambah beban pengangguran di Amerika yang sekarang sudah mencapai tingkat terburuk dalam 25 tahun terakhir.
Dengan dampak demikian luas, drama sebenarnya-juga sirkus–bahkan baru saja dimulai. Skandal Enron menemukan bentuk barunya di panggung pertempuran hukum yang luas, baik pidana maupun perdata. Implikasi politiknya terbukti telah ikut mengguncang sekaligus Gedung Putih dan Capitol Hill (Gedung Kongres).
Departemen Kehakiman kini menyidik kemungkinan adanya aspek pidana dalam kasus itu. Empat komite kongres, semacam panitia khusus (pansus) DPR di sini, giat mengaduk apa yang tersembunyi. Dan Departemen Tenaga Kerja mencoba mencari siapa yang bertanggungjawab atas kerugian besar para karyawan.
Salah satu episode paling menarik akan dipertontonkan 4 Februari mendatang ketika sebuah komite kongres mengundang aktor utama dalam drama ini: Kenneth L. Lay, presiden komisaris sekaligus direktur Enron. Ken Lay akan ditanyai banyak hal.
Salah satunya: bagaimana bisa dia meraup untung ratusan juta dolar dari penjualan saham Enron sementara ribuan karyawan nyaris kiamat hidupnya tanpa perlindungan?
Sejak akhir tahun 2000, ketika harga saham Enron di posisi puncak, para eksekutif menjual saham yang mereka miliki dengan total nilai US$ 1,1 milyar. Selama empat tahun terakhir, Ken sendiri diperkirakan meraup untung US$ 205 juta dari penjualan sahamnya. Dalam kurun yang sama dia membujuk karyawan dan investor untuk membeli saham Enron, antara lain dengan iming-iming laporan keuangan yang menjanjikan tapi palsu itu.
Bahkan pada 26 September 2001, ketika harga saham jatuh menjadi US$ 25 per lembar, Ken Lay masih mencoba menghibur karyawan untuk tidak menjualnya, sebaliknya membujuk mereka membeli. Dalam e-mail yang dikirimkan kepada para karyawan yang risau, dia mengatakan perusahaan dalam kondisi sehat secara keuangan dan bahwa harga saham Enron “luar biasa murah” dalam posisi itu. Namun, hanya beberapa pekan kemudian, Enron melaporkan kerugian yang bermuara pada kebangkrutannya. Para karyawan tak bisa menjual saham mereka sampai semuanya sudah terlambat: Enron kehilangan nilai sama sekali.
Pertanyaan penting lain akan menyangkut inti dari skandal ini: kenapa Lay membolehkan para eksekutif Enron membentuk sejumlah perusahaan rekanan rahasia dengan institusi di luar yang tidak jelas reputasinya? Tidakkah dia dan dewan direksi mengeduk keuntungan dari perusahaan rekanan itu, sekaligus menyembunyikan hutang Enron di situ sehingga neraca keuangan Enron tetap nampak manis padahal kenyataannya busuk?
Pertanyaan serupa akan diajukan para penyidik kepada para eksekutif di Arthur Andersen, perusahaan akuntan publik yang memeriksa laporan keuangan Enron. Bagaimana bisa mereka kecolongan selama beberapa tahun tanpa menandai penyimpangan dalam akutansi Enron yang agresif, bahkan kriminal itu? Seberapa banyak Andersen tahu tentang pemusnahan sejumlah dokumen audit Enron oleh salah satu auditornya? Pertanyaan yang lebih kejam: tidakkah Andersen ikut terlibat mempermak laporan keuangan mengingat Enron membayar mahal perusahaan itu-US$ 52 juta pada tahun 2000-tak hanya untuk jasa audit tapi juga jasa konsultasi?
Tapi, soal bisa akan lebih sederhana andai saja hanya Ken Lay, atau Arthur Andersen, yang bisa jadi kambing hitam. Skandal Enron tak sesederhana itu.
Jebolnya Pertahanan Berlapis
Majalah Newsweek menulis, skandal ini cukup menakutkan. Yakni kegagalan sistemik, sesuatu yang sebenarnya tercermin jelas dalam Tragedi 11 September. Saat itu, semua perangkat seperti bisu dan tuli tak bisa mencegah teroris membajak empat pesawat, menabrakkannya ke pencakar langit dan membunuh ribuan orang. Dalam kasus Enron, sistem kontrol berlapis-lapis tidak bisa mencegah segelintir orang memuaskan ketamakan di atas penderitaan banyak orang.
Para direktur perusahaan publik punya kewajiban legal dan moral untuk memberikan data keuangan yang jujur-para direksi Enron tidak melakukannya.
Fungsi auditor independen tak hanya memastikan bahwa laporan keuangan sebuah perusahaan sesuai dengan aturan dan standar akutansi, tapi juga memberi investor maupun kreditor gambaran yang fair serta akurat tentang apa yang terjadi. Andersen gagal di dua lapangan itu.
Para analis di Wall Street diharapkan menyiangi secara kritis apa yang tersembunyi di balik angka-angka-tak satupun melakukannya.
Bahkan nyaris tak satu pun para wartawan bisnis-pilar keempat demokrasi-mampu mengendus keanehan Enron sampai kebusukan telah demikian menusuk hidung.
Skandal Enron tak hanya menyangkut episode ketika perusahaan itu rontok tiba-tiba. Tapi, juga misteri bagaimana dia mencuat menjadi raksasa yang meteorik. Dan ini merupakan bagian yang lebih menakutkan lagi karena menyangkut aspek politik dan ekonomi lebih luas, tak sekadar sektor keuangan.farid gaban

BAB 6 tugas soal-soal

rudy

1. Diskusikan apa yang dimaksud dengan “sukses” dan gagal” dalam bisnis !
Kesuksesaan dalam suatu bisnis adalah suatu pencapaian yang diraih dengan kerja keras untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan untuk mendapatkan keuntungan.
Kegagalan dalam suatu bisnis adalah belum tercapainya sebuah hasil yang diingiinkan dari bisnis yang d lakukan..

2. Mengapa konsep”keunggulan kompetitif”merupakan titik sentral dalam studi manajemen stratejik!
Karna dalam suatu perusahaan harus tercapainya manajemen yang baik dan terarah, sehingga perusahaan tersebut selalu unggul dalam suatu persaingan.

3. Apa yang di maksud dengan safari strategi?Apa perbedaan utama di antara berbagai mazhab dalam pemikiran manajemen stratejik?
Suatu strategi yang mencontohkan tentang tingkah laku hewan. Dalam suatu mazhab mempunyai keriteria berbeda-beda dalam suatu strategi tetapi dari masing-masing mazhab mempunyai keistimewaan.

4. Diskusikan. Apakah seorang manager harus paham mengenai safari strategi,apa yang harus dilakukan jika ia telah memahami safari strategi berkaitan dengan lingkungan bisnisnya dan apa yang dilakukan manager perusaan apabila ia belum\tidak paham tentang safari strategi?
yang harus di lakukan adalah selalu fokos terhadap apa yang akan di jalankan bisnis atau usaha tersebut agar bisnis tersebut terus berkembang.
Dan apabila manager belum paham yang akan dlakukanya yaitu memberikan suatu ide ide atau inevasi baru terhadap produk yang di jual
Sehingga perusahaan tidak mengalami devisit.